Categories
Artikel

Satu Data Untuk Semua

Setelah sukses dengan live Instagram yang menghadirkan wakil Sekber BANGGA Papua tingkat provinsi Papua, maka seminggu kemudian tepatnya di 30 Juli 2020 giliran ketua Sekber BANGGA Papua Kabupaten Paniai yang hadir dalam live Instagram di akun @infoBaKTI.

Dalam live IG tersebut, ketua Sekber BANGGA Papua Kabupaten Paniai, Elieser Yogi menceritakan rumitnya pendataan di Paniai yang terhambat oleh beberapa kendala. Dari kendala geografis sampai penolakan dari warga. Namun, dengan berbagai strategi dan pendekatan akhirnya pendataan bisa dilakukan dan berujung pada terkumpulnya data yang akurat dan riil. Bagusnya lagi karena data tersebut kemudian bisa digunakan oleh OPD lain di Paniai dalam merencanakan pembangunan di kabupaten tersebut.

Rekaman acara live Instagram tersebut dapat disaksikan di sini:

Bagikan:
Categories
Artikel

Menanam Harapan tentang Generasi Emas Papua

Pada hari Kamis 23 Juli 2020, Yayasan BaKTI lewat akun instagram @infoBaKTI mengajak Sekretariat Bersama (Sekber) BANGGA Papua untuk menggelar kegiatan Live IG.

BANGGA Papua, dua kata yang menyiratkan optimisme tentang Papua dan optimisme apa yang tersimpan di dalam Program “BANGGA Papua” ini. Banyak program bantuan sosial digelontorkan ke masyarakat. Ada yang memberi dana tunai, ada yang berupa barang. Lalu apa bedanya BANGGA Papua? Benang merah optimisme tentang Papua dan kerja-kerja program BANGGA Papua bisa disaksikan di live IG tersebut.

Rekaman dari live Instagram tersebut bisa disaksikan di sini:

Bagikan:
Categories
Artikel

Efek Lain BANGGA Papua

“Untuk pribadi saya, (pendampingan oleh) mitra ini sangat membantu. Saya sangat berterima kasih,” kata Sikmen Pekei, sekretaris Sekretariat Bersama BANGGA Papua Kabupaten Lanny Jaya. Pernyataan itu dikeluarkannya ketika ditanya pendapatnya tentang pendampingan oleh mitra pembangunan program BANGGA Papua.

Sikmen Pekei yang sehari-harinya berdinas di Dinas Sosial Kabupaten Lanny Jaya adalah satu dari total 312 orang yang pernah mengikuti pelatihan dan pendampingan yang diadakan oleh mitra pembangunan KOMPAK-BaKTI sejak Maret 2018, yang berfokus kepada pelatihan dan pendampingan pada sisi komunikasi di program BANGGA Papua.

Suasana pelatihan komunikasi di Tiom, Lanny Jaya

Pelatihan dan pendampingan itu bermula di Maret 2018, tepatnya di kota Jayapura. Pelatihan pertama adalah pelatihan komunikasi untuk anggota Sekber BANGGA Papua tingkat provinsi. Pelatihan dua hari di tanggal 27 dan 28 Maret 2018 itu bertujuan membekali anggota Sekber Provinsi dengan pengetahuan dan keterampilan komunikasi yang bisa diterapkan dalam melakukan sosialiasi program BANGGA Papua.

Lalu pelatihan bergulir ke beberapa tempat. Agats, ibukota Kabupaten Asmat, Tiom, ibukota Kabupaten Lanny Jaya, dan Enarotali, ibukota Kabupaten Paniai. Bahkan, beberapa pelatihan pun diadakan di tempat lain di luar ibukota tiga kabupaten uji coba tersebut. Sekali waktu, pelatihan komunikasi tingkat lanjut diadakan di Timika, dan sekali waktu juga pelatihan komunikasi untuk anggota Sekber Kabupaten Lanny Jaya yang baru diadakan di kota Wamena, Jayawijaya.

Pelatihan terakhir yang diadakan adalah pelatihan daring menggunakan aplikasi Zoom. Tanggal 7 Juli 2020, belasan peserta dari Sekber Provinsi dan dua kabupaten uji coba (Asmat dan Paniai) menghadiri pelatihan daring mengunggah konten tulisan ke website BANGGA Papua. Pelatihan ini terpaksa diadakan secara daring menyiasati kondisi terbatas akibat pandemi Covid-19.

Dalam rangkaian pelatihan dan pendampingan tersebut yang hingga Juli 2020 total berjumlah 22 pelatihan dan pendampingan, pesertanya datang dari berbagai kalangan. Bukan hanya anggota Sekber tiga kabupaten dan provinsi, tapi juga dari unsur lain. Bidan, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh perempuan, kader Posyandu, dan anggota TP/PKK pun pernah menjadi peserta pelatihan.

Mereka yang ikut pelatihan dan pendampingan itu adalah orang-orang yang diharapkan mampu bekerjasama dengan anggota Sekber BANGGA Papua untuk ikut mensosialisasikan program BANGGA Papua di tingkat penerima manfaat.

Didominasi Orang Asli Papua.

Dari total 312 orang yang telah mengikuti pelatihan dan pendampingan oleh mitra KOMPAK-BaKTI, 226 orang atau 72,44% adalah Orang Asli Papua. Jumlah ini tentu menggembirakan, mengingat tujuan utama program BANGGA Papua adalah untuk Orang Asli Papua.

Lebih menggembirakan lagi karena dari jumlah tersebut, jumlah peserta perempuan dan laki-laki nyaris berimbang. Ada 125 orang perempuan atau 40.06% dari total jumlah peserta pelatihan dan pendampingan. Dari jumlah itu, 91 orang atau 72,80% di antaranya adalah perempuan Orang Asli Papua.

Suasana pelatihan komunikasi untuk kader Posyandu, tenaga kesehatan, dan anggota TP-PKK di Paniai

Latar belakang mereka pun beragam. Bukan hanya dari OPD yang ikut terlibat langsung dalam pelaksanaan program BANGGA Papua sebagai anggota Sekber, tapi juga dari kader Posyandu, bidan, tenaga kesehatan, tokoh perempuan, dan anggota TP/PKK. Pelatihan dan pendampingan ini sebenarnya bukan hanya berguna untuk pelaksanaan pekerjaan di dalam program BANGGA Papua saja, namun bisa juga digunakan di pekerjaan lain di luar program. Bahkan di dalam pekerjaan mereka sehari-hari.

“Terasa sekali gunanya (pelatihan ini) karena teman-teman bisa mengaplikasikannya dalam pekerjaan mereka sehari-hari,” kata Eli Yogi, ketua Sekber BANGGA Papua Kabupaten Paniai.

Peserta pelatihan tidak hanya sekadar ikut saja, tapi hasil dari pelatihan itu seperti peningkatan kemampuan dalam komunikasi pun bisa mereka bawa pulang dan jadikan bekal dalam pekerjaan mereka.

“Saya pikir, BANGGA Papua ini memang meningkatkan sumber daya manusia Orang Asli Papua. Pelatihan yang diadakan oleh mitra sangat membantu kami untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam pekerjaan kami sehari-hari,” kata Eli Yogi dalam kesempatan yang berbeda.

Menilik jumlah peserta berdasarkan etnis yang memang didominasi oleh Orang Asli Papua, maka tentu saja pernyataan Eli Yogi tersebut bisa dibenarkan. Pelatihan dan pendampingan oleh mitra program ini memang diharapkan memberi efek positif untuk para peserta Orang Asli Papua.

Program BANGGA Papua memang memberikan dampak positif, bukan hanya untuk para penerima manfaat yang pemahamannya akan gizi anak meningkat, tapi juga anggota Sekber dan mitra pendukung mereka yang pengetahuan dan keterampilannya meningkat lewat pelatihan yang diadakan oleh mitra pembangunan. Sebuah efek samping yang positif.

Infografis jumlah pelatihan dari 2018 hingga Juli 2020
Infografis waktu dan lokasi pelatihan
Bagikan:
Categories
Artikel

Memampukan Perempuan Papua Melalui BANGGA Papua

Puluhan ibu-ibu duduk dengan rapi di teras gereja, tidak jauh dari dermaga di mulut kampung Nakai, Distrik Pulau Tiga, Kabupaten Asmat. Sebagian besar dari mereka datang dengan anak-anak yang masih kecil, berusia empat tahun atau lebih muda. Beberapa di antaranya masih bayi, beberapa lainnya sudah bisa berlarian ke sana-ke mari. Suasana siang yang basah oleh hujan itu terasa ramai. Suara anak-anak yang bermain bersahutan dengan suara bayi yang menangis. Sesekali ibu-ibu itu menenangkan anaknya, lalu kembali duduk dengan rapi menunggu saat dipanggil.

Selasa 8 Oktober 2019 adalah hari pertama pelayanan pencairan dana BANGGA Papua di Distrik Pulau Tiga, salah satu titik pembayaran (payment point) yang dibuka untuk melayani warga di tujuh kampung di dalam distrik Pulau Tiga.  Sejak pagi, penerima manfaat sudah memadati halaman gereja yang dijadikan tempat pelayanan pencairan dana. Tujuh orang anggota Sekretariat Bersama (Sekber) Kabupaten  Asmat sudah siap di belakang meja dengan tugas mereka masing-masing. Dua orang dari Bank Papua juga sudah siap melayani penerima manfaat. Pencairan ini adalah pencairan pertama di tahun 2019, dan rencananya di tahun 2019, akan ada dua kali pencairan dana. Khusus untuk titik pembayaran Distrik Pulau Tiga, akan ada 396 penerima manfaat dari tujuh kampung yang akan dilayani.

Edukasi tentang gizi dan kesehatan untuk ibu-ibu penerima manfaat

Satu per satu ibu-ibu penerima manfaat itu dipanggil ke bagian dalam gereja. Mereka dibagi per kampung sehingga lebih rapi dan teratur. Setiap ibu yang datang rata-rata membawa satu map plastik berisi dokumen kependudukan. Di dalamnya sudah ada KTP, kartu keluarga, dan bahkan akta kelahiran anak. Bagi penerima manfaat lama, mereka juga datang dengan buku tabungan yang sudah diterimanya sejak pencairan dana tahun 2018 lalu.

Kelengkapan administrasi yang mereka punya itu sangat membantu melancarkan proses verifikasi data. Anggota Sekber tidak butuh waktu lama untuk memeriksa dan memverifikasi data ibu penerima manfaat. Toh, mereka sudah memegang KTP, KK dan akta kelahiran yang semua datanya sama.

Perempuan berperan penting dalam program BANGGA Papua. Ibu atau wali dari anak penerima manfaat menjadi pemegang dan pengelola dana yang diterima dari BANGGA Papua.

Setelah melalui pendataan, verifikasi data dan lolos verifikasi, maka nama ibu atau wali anak terdaftar secara resmi sebagai penerima manfaat, dalam surat keputusan yang ditandatangani Gubernur Papua. Selanjutnya, dana BANGGA Papua ditransfer dari provinsi melalui Bank Papua, langsung ke rekening bank ibu atau wali anak. Proses ini tidak sederhana karena umumnya ibu atau wali anak belum pernah bersentuhan dengan lembaga keuangan sehingga mereka tidak memiliki rekening bank. Melalui kerjasama dengan Bank Papua, maka Sekber Kabupaten memfasilitasi ibu atau wali penerima manfaat untuk membuka rekening di Bank Papua.

Penimbangan anak saat pencairan dana di Paniai

Program BANGGA Papua menilai bahwa ibu atau wali anak penerima manfaat adalah orang yang paling tahu tentang kebutuhan anak-anaknya, termasuk kebutuhan untuk peningkatan gizi dan kesehatan anak. Karena itulah dana BANGGA Papua dipercayakan kepada ibu atau wali anak.

Cara ini memampukan perempuan Papua untuk ikut mengelola keuangan keluarga dan bertindak sebagai pengambil keputusan dalam keluarga, terutama untuk memastikan tersedianya kebutuhan gizi dan kesehatan untuk anak-anaknya. Perempuan, dalam BANGGA Papua, disejajarkan kedudukannya dengan suami mereka sehingga bisa ikut mengatur hal-hal yang mendukung kesejahteraan keluarganya.

Itu sebabnya, edukasi tentang penggunaan dana yang benar juga harus diberikan kepada ibu atau wali anak. Seperti yang nampak pada Selasa, 8 Oktober itu, di halaman depan gereja, empat orang perempuan berseragam putih sibuk menemani ibu-ibu atau wali anak penerima manfaat yang baru saja menerima dana BANGGA Papua.

Pemberian obat anti kaki gajah kepada ibu-ibu penerima manfaat

Perempuan berseragam putih itu adalah petugas kesehatan dari Puskesmas Nakai. Mereka mengingatkan ibu-ibu dan wali anak penerima manfaat, tentang pentingnya gizi bagi anak, sekaligus mengingatkan apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga gizi dan kesehatan anak. Mereka juga memastikan bahwa ibu atau wali anak penerima manfaat masih ingat tentang jenis barang apa saja yang tidak boleh dibeli dengan menggunakan dana BANGGA Papua.

Ibu penerima manfaat pun punya kesempatan belajar untuk menabung. Pelaksana program selalu mengingatkan bahwa dana dari BANGGA Papua tidak harus diambil sekaligus. Dana dapat disimpan untuk keperluan mendesak di kemudian hari seperti misalnya, bila anak sakit dan harus ke puskesmas atau rumah sakit.

Karena BANGGA Papua, akses perempuan Papua ke lembaga perbankan juga menjadi terbuka. Seperti diungkapkan oleh seorang ibu di Paniai bahwa selama ini dia tidak pernah tahu tentang Bank Papua, padahal dia melewati gedung Bank Papua setiap hari. Dan sekarang dia bukan hanya bisa masuk ke dalam gedung Bank Papua dan menjadi nasabahnya, tetapi dia juga bisa belajar cara membuka rekening, mengambil uang dan menabung.

Mengukur tinggi anak untuk mendeteksi stunting

Pendekatan memampukan perempuan ini bukannya tanpa tantangan. Pemberian dana kepada ibu merupakan hal sangat baru untuk masyarakat Papua. Selama ini, dana diterima oleh suami sebagai kepala keluarga, atau kepala kampung. Ini budaya baru buat Papua. Maka tidak heran kalau di awal pelaksanaan program BANGGA Papua, protes berdatangan dari kelompok bapak dan kepala kampung. Upaya memberikan pemahaman kepada bapak-bapak ini dilakukan melalui kerjasama dengan dukungan tokoh adat, gereja, kader-kader posyandu, bidan puskesmas dan mitra pendukung lain di kabupaten.

Bagikan:
Categories
Artikel

Apa sih yang unik dari BANGGA Papua?

Sebenarnya banyak yang unik dari program ini. Untuk saat ini, saya ingin memulai dari peran perempuan.

BANGGA Papua menyediakan dana kepada ayah dan ibu orang asli Papua (OAP) untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak mereka, terutama yang berusia empat tahun ke bawah. Dana ini tidak diberikan secara tunai seperti program-program lain di Papua, tetapi ditransfer ke rekening bank. Hanya ibu atau wali anak penerima manfaat yang berhak membuka rekening bank dan menerima dana tersebut.

Ini adalah hal baru. Biasanya, dana diberikan kepada ayah/suami atau melalui kepala kampung, dan disediakan secara tunai.

Di BANGGA Papua, ibu dinilai berperan penting dalam keluarga, termasuk untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat dan cerdas. Seperti dikatakan oleh Elisa Kambu, Bupati Asmat, “Pembentukan SDM yang kita harapkan itu mulai dari rumah. Dan peran di rumah lebih banyak ibu.  Lewat BANGGA Papua, ibu dipersiapkan untuk membuat perencanaan masa depan anaknya.”

BANGGA Papua sedang berupaya menempatkan perempuan dalam kedudukan yang sama dengan laki-laki. Ini bukan upaya yang mudah mengingat budaya patriarki yang kuat di Papua. Ketika BANGGA Papua mensyaratkan dana program diberikan hanya kepada ibu, bukan bapak, hal ini menggarisbawahi pentingnya peran ibu dan kesejahteraan anak.

Tentunya upaya ini tidak mudah dilakukan. Ada tantangan di sana sini. Untuk menjawab tantangan ini, pelaksana program BANGGA Papua bekerja erat dengan pihak-pihak yang didengar dan dipercaya masyarakat seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, kader posyandu dan bidan.

Meski banyak rintangan, sampai saat ini, BANGGA Papua telah berhasil melakukan pembayaran dana kepada penerima manfaat sebanyak tiga kali.

Penulis: Desi Mutialim

Bagikan:
Categories
Artikel

BANGGA Papua Memberdayakan Perempuan Papua

Perempuan, bukanlah aktor penting dalam budaya patriarki yang kuat. BANGGA Papua hadir dengan cara berbeda. Dana ditransfer langsung ke rekening ibu/wali dari anak penerima manfaat, agar mereka bisa ikut mengatur keuangan keluarga, untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dan gizi anak mereka.

Seperti kata Bupati Asmat, Elisa Kambu, pembangunan sumber daya manusia itu harus dimulai dari rumah dengan ibu sebagai ujung tombaknya karena ibulah yang paling tahu kebutuhan anak-anak mereka. Pernyataan Elisa ini mendukung visi Pemprov Papua yang sedang membangun Generasi Emas Papua.

Bagikan:
Categories
Artikel

Data BANGGA Papua Untuk Semua

Nomor Induk Kependudukan (NIK) menjadi dasar penyerahan dana BANGGA Papua. NIK ini memverifikasi keberadaan penerima manfaat sekaligus menjadi data riil Orang Asli Papua di kabupaten implementasi BANGGA Papua. Bagi Pemerintah Kabupaten Paniai, data ini sangat membantu perencanaan program pembangunan di bidang lain, agar tepat sasaran.

“BANGGA Papua ini memberikan data yang lengkap. Manfaatnya besar untuk orang Paniai. Ke depan, pemerintah (Paniai) juga bisa jeli melihat cara-cara kerja berdasarkan data ini, supaya bantuan pemerintah itu bisa sampai ke bawah tepat sasaran,” kata Meki Nawipa, Bupati Paniai.

BANGGA Papua adalah bentuk penggunaan Dana Otsus yang manfaatnya langsung dirasakan oleh orang asli Papua.

Bagikan:
Categories
Artikel

Ada Lanny Jaya Sejahtera, Ada BANGGA Papua

Di Kabupaten Lanny Jaya ada program Lanny Jaya Sejahtera yang menyasar perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) Lanny Jaya. Pemprov Papua menginisiasi program BANGGA Papua yang diuji coba sejak awal 2018 di Lanny Jaya, Asmat dan Paniai. Program ini pun menyasar peningkatan kualitas SDM orang asli Papua, melalui peningkatan gizi dan kesehatan anak. “Sinergi kedua program ini, memberi manfaat yang luar biasa untuk masyarakat Lanny Jaya,” jelas Wakil Bupati Lanny Jaya, Yemis Kogoya.

BANGGA Papua adalah bentuk penggunaan Dana Otsus yang manfaatnya langsung dirasakan oleh orang asli Papua.

Bagikan:
Categories
Artikel

BANGGA Papua Mendukung Visi Presiden Indonesia dan Pemprov Papua

Presiden Jokowi, saat memberikan pengantar dalam sidang kabinet paripurna mengenai penyusunan RAPBN 2020 di Istana Negara pada Senin 5 Agustus 2019, menyampaikan bahwa investasi di bidang SDM harus dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan, bayi, hingga balita.  Anak-anak di masa pertumbuhan emas ini harus diperhatikan betul agar tidak stunting atau mengalami gangguan pertumbuhan otak dan fisiknya.

Pemprov Papua menyebutkan bahwa salah satu visi yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat Papua baik jasmaniah, rohaniah maupun sosial. Visi ini sudah sejalan dengan visi pemerintah pusat.

BANGGA Papua adalah investasi Pemprov Papua kepada anak-anak Papua agar masa depan mereka menjadi jauh lebih baik. Program ini juga mendukung pencapaian visi pemerintah pusat dan Pemprov Papua.

Gubernur Lukas Enembe meluncurkan program BANGGA Papua pada 23 November 2017.  Tujuan utama program ini adalah membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) orang asli Papua, melalui peningkatan gizi dan kesehatan anak.

Penerima manfaat, yang adalah anak-anak orang asli Papua berumur 4 tahun ke bawah, diberikan dana sebesar Rp 200 ribu rupiah per bulan. Tidak banyak, karena dana ini hanya untuk memotivasi orangtua agar benar-benar memikirkan cara memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan anaknya.

Dana ditransfer langsung ke rekening ibu/wali sah penerima manfaat di Bank Papua. Ibu/wali sah juga diberikan pengetahuan tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak oleh tenaga kesehatan dan pelaksana sosialisasi, yang bekerja sama dengan Sekber Kabupaten. Dengan dana ini, ibu/wali sah anak diharapkan membelanjakan kebutuhan gizi dan kesehatan anak-anaknya.

Dana diberikan, pengetahuan disampaikan.

BANGGA Papua adalah salah satu cara pemanfaatan Dana Otsus Papua yang manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat.

Bagikan:
Categories
Artikel

Supaya Anak Sehat, Mama Juga Harus Sehat

Kalau mau anak sehat, mama harus sehat dulu. Ibu hamil juga begitu. Harus jaga kesehatan supaya anak yang dikandungnya nanti lahir sehat. Inilah salah satu tujuan dari program BANGGA Papua yaitu menjaga kesehatan ibu dan anak, demi terbangunnya sumber daya manusia terbaik untuk Papua.

Kalau kita sehat, virus corona juga tidak bisa masuk.

Satgas Covid-19 (nama virus corona) di tiga kabupaten ujicoba program BANGGA Papua (Kab. Asmat, Paniai, dan Lanny Jaya) terus berupaya meredam penyebaran virus dengan berbagai cara. 

Masyarakat diminta untuk tetap tinggal di rumah, tidak keluar bila tidak mendesak. Bila terpaksa keluar rumah, pakailah masker, sambil menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Jagalah kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kebersihan rumah dan selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir selama 20 detik.

Ayo lakukan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). Sekber BANGGA Papua juga menyampaikan pesan PHBS ini kepada penerima manfaat program saat kegiatan pencairan dana.

BANGGA Papua adalah program perlindungan sosial untuk orang asli Papua, yang didanai oleh Dana Otsus Papua.

Bagikan: