Categories
Artikel

Memampukan Perempuan Papua Melalui BANGGA Papua

BANGGA Papua memampukan perempuan Papua lewat transfer dana ke rekening milik ibu, serta transfer pengetahuan.

Bagikan:

Puluhan ibu-ibu duduk dengan rapi di teras gereja, tidak jauh dari dermaga di mulut kampung Nakai, Distrik Pulau Tiga, Kabupaten Asmat. Sebagian besar dari mereka datang dengan anak-anak yang masih kecil, berusia empat tahun atau lebih muda. Beberapa di antaranya masih bayi, beberapa lainnya sudah bisa berlarian ke sana-ke mari. Suasana siang yang basah oleh hujan itu terasa ramai. Suara anak-anak yang bermain bersahutan dengan suara bayi yang menangis. Sesekali ibu-ibu itu menenangkan anaknya, lalu kembali duduk dengan rapi menunggu saat dipanggil.

Selasa 8 Oktober 2019 adalah hari pertama pelayanan pencairan dana BANGGA Papua di Distrik Pulau Tiga, salah satu titik pembayaran (payment point) yang dibuka untuk melayani warga di tujuh kampung di dalam distrik Pulau Tiga.  Sejak pagi, penerima manfaat sudah memadati halaman gereja yang dijadikan tempat pelayanan pencairan dana. Tujuh orang anggota Sekretariat Bersama (Sekber) Kabupaten  Asmat sudah siap di belakang meja dengan tugas mereka masing-masing. Dua orang dari Bank Papua juga sudah siap melayani penerima manfaat. Pencairan ini adalah pencairan pertama di tahun 2019, dan rencananya di tahun 2019, akan ada dua kali pencairan dana. Khusus untuk titik pembayaran Distrik Pulau Tiga, akan ada 396 penerima manfaat dari tujuh kampung yang akan dilayani.

Edukasi tentang gizi dan kesehatan untuk ibu-ibu penerima manfaat

Satu per satu ibu-ibu penerima manfaat itu dipanggil ke bagian dalam gereja. Mereka dibagi per kampung sehingga lebih rapi dan teratur. Setiap ibu yang datang rata-rata membawa satu map plastik berisi dokumen kependudukan. Di dalamnya sudah ada KTP, kartu keluarga, dan bahkan akta kelahiran anak. Bagi penerima manfaat lama, mereka juga datang dengan buku tabungan yang sudah diterimanya sejak pencairan dana tahun 2018 lalu.

Kelengkapan administrasi yang mereka punya itu sangat membantu melancarkan proses verifikasi data. Anggota Sekber tidak butuh waktu lama untuk memeriksa dan memverifikasi data ibu penerima manfaat. Toh, mereka sudah memegang KTP, KK dan akta kelahiran yang semua datanya sama.

Perempuan berperan penting dalam program BANGGA Papua. Ibu atau wali dari anak penerima manfaat menjadi pemegang dan pengelola dana yang diterima dari BANGGA Papua.

Setelah melalui pendataan, verifikasi data dan lolos verifikasi, maka nama ibu atau wali anak terdaftar secara resmi sebagai penerima manfaat, dalam surat keputusan yang ditandatangani Gubernur Papua. Selanjutnya, dana BANGGA Papua ditransfer dari provinsi melalui Bank Papua, langsung ke rekening bank ibu atau wali anak. Proses ini tidak sederhana karena umumnya ibu atau wali anak belum pernah bersentuhan dengan lembaga keuangan sehingga mereka tidak memiliki rekening bank. Melalui kerjasama dengan Bank Papua, maka Sekber Kabupaten memfasilitasi ibu atau wali penerima manfaat untuk membuka rekening di Bank Papua.

Penimbangan anak saat pencairan dana di Paniai

Program BANGGA Papua menilai bahwa ibu atau wali anak penerima manfaat adalah orang yang paling tahu tentang kebutuhan anak-anaknya, termasuk kebutuhan untuk peningkatan gizi dan kesehatan anak. Karena itulah dana BANGGA Papua dipercayakan kepada ibu atau wali anak.

Cara ini memampukan perempuan Papua untuk ikut mengelola keuangan keluarga dan bertindak sebagai pengambil keputusan dalam keluarga, terutama untuk memastikan tersedianya kebutuhan gizi dan kesehatan untuk anak-anaknya. Perempuan, dalam BANGGA Papua, disejajarkan kedudukannya dengan suami mereka sehingga bisa ikut mengatur hal-hal yang mendukung kesejahteraan keluarganya.

Itu sebabnya, edukasi tentang penggunaan dana yang benar juga harus diberikan kepada ibu atau wali anak. Seperti yang nampak pada Selasa, 8 Oktober itu, di halaman depan gereja, empat orang perempuan berseragam putih sibuk menemani ibu-ibu atau wali anak penerima manfaat yang baru saja menerima dana BANGGA Papua.

Pemberian obat anti kaki gajah kepada ibu-ibu penerima manfaat

Perempuan berseragam putih itu adalah petugas kesehatan dari Puskesmas Nakai. Mereka mengingatkan ibu-ibu dan wali anak penerima manfaat, tentang pentingnya gizi bagi anak, sekaligus mengingatkan apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga gizi dan kesehatan anak. Mereka juga memastikan bahwa ibu atau wali anak penerima manfaat masih ingat tentang jenis barang apa saja yang tidak boleh dibeli dengan menggunakan dana BANGGA Papua.

Ibu penerima manfaat pun punya kesempatan belajar untuk menabung. Pelaksana program selalu mengingatkan bahwa dana dari BANGGA Papua tidak harus diambil sekaligus. Dana dapat disimpan untuk keperluan mendesak di kemudian hari seperti misalnya, bila anak sakit dan harus ke puskesmas atau rumah sakit.

Karena BANGGA Papua, akses perempuan Papua ke lembaga perbankan juga menjadi terbuka. Seperti diungkapkan oleh seorang ibu di Paniai bahwa selama ini dia tidak pernah tahu tentang Bank Papua, padahal dia melewati gedung Bank Papua setiap hari. Dan sekarang dia bukan hanya bisa masuk ke dalam gedung Bank Papua dan menjadi nasabahnya, tetapi dia juga bisa belajar cara membuka rekening, mengambil uang dan menabung.

Mengukur tinggi anak untuk mendeteksi stunting

Pendekatan memampukan perempuan ini bukannya tanpa tantangan. Pemberian dana kepada ibu merupakan hal sangat baru untuk masyarakat Papua. Selama ini, dana diterima oleh suami sebagai kepala keluarga, atau kepala kampung. Ini budaya baru buat Papua. Maka tidak heran kalau di awal pelaksanaan program BANGGA Papua, protes berdatangan dari kelompok bapak dan kepala kampung. Upaya memberikan pemahaman kepada bapak-bapak ini dilakukan melalui kerjasama dengan dukungan tokoh adat, gereja, kader-kader posyandu, bidan puskesmas dan mitra pendukung lain di kabupaten.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *