Categories
Artikel

Kesan Baik BANGGA Papua

Oleh: Jimmy Yikwa

Bangga Papua memberikan kesan baik kepada penerima manfaat dan juga anggota Sekber kabupaten implementasi BANGGA Papua dari sisi pemanfaatan. Hal ini dikarenakan dana yang diberikan benar-benar membantu kebutuhan rumah tangga, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak yang berumur empat tahun ke bawah.

Para penerima manfaat yang sudah merasakan manfaat dari dana BANGGA Papua bahkan kerap bertanya kepada kami sebagai anggota Sekber BANGGA Papua Kabupaten Lanny Jaya. Mereka bertanya, apakah tahun ini uang untuk anak-anak kami masih ada? Kapan ada lagi pencairan dana tahun ini?

Pertanyaan-pertanyaan ini yang sering ditanyakan oleh para penerima manfaat kepada kami, anggota Sekber.

Pertanyaan itu kami jawab bahwa tahun ini pelaksanaan BANGGA Papua akan dievaluasi dulu setelah dua tahun pelaksanaan. Inilah beberapa jawaban kami sebagai anggota Sekber Kabupaten Lanny Jaya kepada masyarakat atau penerima manfaat. Kami juga menyampaikan bahwa untuk kelanjutan program BANGGA Papua, kami dari Sekber Lanny Jaya menunggu petunjuk dari Sekber Provinsi Papua sebagai penanggung jawab utama program BANGGA Papua.

Dampak lain dari program ini adalah para penerima manfaat jadi sangat tertarik untuk mengurus data kependudukan mereka setelah melihat proses yang terjadi di pencairan dana. Mereka bahkan mengumpulkan data tersebut kepada kami anggota Sekber. Data yang mereka kumpulkan adalah kartu keluarga dan kartu tanda penduduk (KTP).

Manfaat bagi Anggota Sekber.

Bagi kami, anggota Sekber Kabupaten Lanny Jaya, manfaat dari BANGGA Papua ini juga sangat terasa manfaatnya. Selama bergabung dengan Sekber, ada banyak peningkatan kapasitas yang kami dapatkan lewat pelatihan dan pendampingan dari mitra pembangunan. Salah satunya, kami bisa tahu bagaimana komunikasi yang baik dan efektif kepada penerima manfaat dalam situasi apapun.

Ilmu-ilmu yang kami dapatkan itu bisa kami terapkan dalam keseharian kami sebagai Aparatur Sipil Negara, atau dalam kegiatan komunitas lainnya. Kami menyadari bahwa BANGGA Papua benar-benar memberikan edukasi kepada penerima manfaat, dan anggota Sekber dalam menjalankan program BANGGA Papua di Kabupaten Lanny Jaya , Papua.

Bagi kami, BANGGA Papua memberikan dua manfaat besar. BANGGA Papua memberikan dana kepada para penerima manfaat untuk membantu menjaga gizi anak mereka, serta BANGGA Papua memberi ilmu dan pengetahuan. Baik kepada penerima manfaat, maupun kepada kami anggota Sekber.

BANGGA jadi anggota Sekber BANGGA  Papua, BANGGA Jadi Orang Papua, BANGGA punya Gubernur Papua, dan BANGGA jadi penerima BANGGA Papua.

Sebagai anggota Sekber, kami akan terus bekerja menyukseskan BANGGA Papua bila program ini masih terus dilanjutkan.

Jimmy Yikwa, adalah anggota Sekber BANGGA Papua Kabupaten Lanny Jaya, sehari-harinya bertugas di Bappeda Kabupaten Lanny Jaya.

Bagikan:
Categories
Artikel

Nama Program Akan Berbeda, Tapi Nama Anak Akan Tetap Ada

Ditulis oleh: Jimmy Yikwa

Jhon Bangga Papua Wenda: itulah sebuah nama anak salah satu penerima manfaat program Bangun Keluarga Dan Generasi Papua Sejahtera, atau disingkat BANGGA PAPUA Untuk Kabupaten Lanny Jaya. Lanny Jaya adalah salah satu kabupaten percobaan selain Kabupaten Paniai dan Asmat.

Tahun 2018 adalah tahun pertama untuk proses pendaftaran Calon Penerima Manfaat (CPM) di Sekretariat Bersama (Sekber) kabupaten Lanny Jaya yang saat itu beroperasi di Wamena,  kabupaten Jayawijaya, Jl. Hom-Hom, kompleks Kios Surya Wamena. Bapak dari pada anak John Bangga Papua Wenda yang bernama Jhonny Wenda  adalah salah satu anggota tim entry data penerima manfaat atau termasuk anggota Sekber juga.

Di tahun pertama berjalannya program, berkas penerima manfaat yang diproses oleh anggota Sekber Lanny Jaya cukup banyak. Data itu berasal dari 354 kampung se Kabupaten Lanny Jaya. Data yang cukup banyak itu memaksa anggota Sekber untuk begadang memilah data, melakukan verifikasi, dan memasukkannya ke dalam sistim. Saat itu, ibu sang anak sedang menunggu masa persalinan di rumah sakit.

Saat sedang berjibaku dengan data di kantor Sekber, sebuah panggilan telepon masuk ke handphone Jhonny. Telepon dari istrinya yang mengabarkan anaknya telah lahir dengan selamat dan berjenis kelamin laki-laki.

“Wa, wa, wa,” begitu kata si bapak. Sebuah kata dalam bahasa Lanny yang menunjukkan rasa syukur dan terima kasih. Saat itu juga si bapak memutuskan untuk memberi nama anaknya Jhon Bangga Papua Wenda.

Pada Akhirnya Kami sebagai teman kerja memberikan ucapan selamat kepadanya atas lahirnya putra kedua itu.

Kamipun bertanya, “Kenapa anak bapak diberi nama sama dengan program BANGGA Papua?”

Si bapak menjawab, “Alasan pertama karena saya sebagai bapaknya sedang bekerja demi generasi emas Papua Kabupaten Lanny Jaya saat ini di sini, dan di momen kesibukan saya dengan program ini, Tuhan memberikan saya anak.  Alasan kedua karena anak saya lahir bersamaan dengan lahirnya program BANGGA Papua lewat ide seorang pemimpin yang bijaksana untuk generasi emas oleh bapak Lukas Enembe, S.IP, M.H.  Sekali lagi Program ini membantu sekali untuk SDM Papua Lebih khusus generasi muda Lanny Jaya agar anak lebih sehat dan pintar lewat minuman dan makanan bergizi  nanti.”

Alasan itulah yang membuat Jhonny Wenda memberi nama BANGGA Papua kepada anaknya. Alasan yang membuat kami kaget, tapi mau tidak mau mengangguk mengakuinya.

Lewat momen ini, si bapak sangat berterima kasih kepada bapak Gubernur Papua, anggota Sekber BANGGA Papua Provinsi Papua, dan mitra pembangunan yang sangat proaktif dalam memberikan pelatihan secara terus menerus kepada anggota Sekber BANGGA Papua Kabupaten Lanny Jaya. Menurutnya, program ini sangat bagus karena selama ini dia sebagai masyakarakat kecil tidak pernah sama sekali memegang uang Otonomi Khusus (Otsus) Papua, tapi sekarang dia bisa langsung mengambilnya sendiri di Bank Papua dan digunakan untuk kebutuhan anaknya.

Program ini mungkin tidak akan ada selamanya, karena pemimpin berikutnya mungkin punya program lain yang berbeda. Tapi, kami semua tahu bahwa di Lanny Jaya ada anak bernama Jhon Bangga Papua Wenda yang akan tetap ada sampai selamanya. Sebagai kenang-kenangan bahwa suatu masa ada Gubernur Papua yang punya program bagus yang menyasar perkembangan anak-anak generasi emas Papua.

Harapan kami, program bagus ini akan terus dilanjutkan oleh gubernur atau pemimpin Papua berikutnya agar anak-anak Papua bebas dari penyakit dan tumbuh menjadi generasi emas bagi Papua. Amin.

Jimmy Yikwa, adalah anggota Sekber BANGGA Papua Kabupaten Lanny Jaya, sehari-harinya bertugas di Bappeda Kabupaten Lanny Jaya.

Bagikan:
Categories
Artikel

Melayani Lanny, Melayani Orang Dani

Lanny Jaya yang dihuni mayoritas orang Dani itu salah satu kabupaten uji coba program BANGGA Papua. Mulai pertama dikerjakan, di akhir tahun 2017, tim Sekretariat Bersama BANGGA Papua Kabupaten Lanny Jaya ini tra berhenti bergerak di antara macam-macam rintangan dan tantangan.

Waktu program jalan, kerjasama, dukungan dan pendampingan dari mitra bikin ide-ide segar bermunculan. Ada macam-macam capaian serta inovasi yang muncul satu demi satu sebagai satu bagian dari perjalanan program. Semua bermuara sama satu tujuan, melayani para penerima manfaat yang ada di Kabupaten Lanny Jaya.

Nah, proses yang terjadi dalam program BANGGA Papua, inovasi serta ide-ide menarik apa yang muncul dari para anggota Sekber BANGGA Papua Kabupaten Lanny Jaya, ini yang diceritakan dalam acara Live Instagram bersama akun @InfoBaKTI hari Jumat, 4 September 2020.

Berikut adalah rekaman dari live IG tersebut

Bagikan:
Categories
Artikel

Efek Lain BANGGA Papua

“Untuk pribadi saya, (pendampingan oleh) mitra ini sangat membantu. Saya sangat berterima kasih,” kata Sikmen Pekei, sekretaris Sekretariat Bersama BANGGA Papua Kabupaten Lanny Jaya. Pernyataan itu dikeluarkannya ketika ditanya pendapatnya tentang pendampingan oleh mitra pembangunan program BANGGA Papua.

Sikmen Pekei yang sehari-harinya berdinas di Dinas Sosial Kabupaten Lanny Jaya adalah satu dari total 312 orang yang pernah mengikuti pelatihan dan pendampingan yang diadakan oleh mitra pembangunan KOMPAK-BaKTI sejak Maret 2018, yang berfokus kepada pelatihan dan pendampingan pada sisi komunikasi di program BANGGA Papua.

Suasana pelatihan komunikasi di Tiom, Lanny Jaya

Pelatihan dan pendampingan itu bermula di Maret 2018, tepatnya di kota Jayapura. Pelatihan pertama adalah pelatihan komunikasi untuk anggota Sekber BANGGA Papua tingkat provinsi. Pelatihan dua hari di tanggal 27 dan 28 Maret 2018 itu bertujuan membekali anggota Sekber Provinsi dengan pengetahuan dan keterampilan komunikasi yang bisa diterapkan dalam melakukan sosialiasi program BANGGA Papua.

Lalu pelatihan bergulir ke beberapa tempat. Agats, ibukota Kabupaten Asmat, Tiom, ibukota Kabupaten Lanny Jaya, dan Enarotali, ibukota Kabupaten Paniai. Bahkan, beberapa pelatihan pun diadakan di tempat lain di luar ibukota tiga kabupaten uji coba tersebut. Sekali waktu, pelatihan komunikasi tingkat lanjut diadakan di Timika, dan sekali waktu juga pelatihan komunikasi untuk anggota Sekber Kabupaten Lanny Jaya yang baru diadakan di kota Wamena, Jayawijaya.

Pelatihan terakhir yang diadakan adalah pelatihan daring menggunakan aplikasi Zoom. Tanggal 7 Juli 2020, belasan peserta dari Sekber Provinsi dan dua kabupaten uji coba (Asmat dan Paniai) menghadiri pelatihan daring mengunggah konten tulisan ke website BANGGA Papua. Pelatihan ini terpaksa diadakan secara daring menyiasati kondisi terbatas akibat pandemi Covid-19.

Dalam rangkaian pelatihan dan pendampingan tersebut yang hingga Juli 2020 total berjumlah 22 pelatihan dan pendampingan, pesertanya datang dari berbagai kalangan. Bukan hanya anggota Sekber tiga kabupaten dan provinsi, tapi juga dari unsur lain. Bidan, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh perempuan, kader Posyandu, dan anggota TP/PKK pun pernah menjadi peserta pelatihan.

Mereka yang ikut pelatihan dan pendampingan itu adalah orang-orang yang diharapkan mampu bekerjasama dengan anggota Sekber BANGGA Papua untuk ikut mensosialisasikan program BANGGA Papua di tingkat penerima manfaat.

Didominasi Orang Asli Papua.

Dari total 312 orang yang telah mengikuti pelatihan dan pendampingan oleh mitra KOMPAK-BaKTI, 226 orang atau 72,44% adalah Orang Asli Papua. Jumlah ini tentu menggembirakan, mengingat tujuan utama program BANGGA Papua adalah untuk Orang Asli Papua.

Lebih menggembirakan lagi karena dari jumlah tersebut, jumlah peserta perempuan dan laki-laki nyaris berimbang. Ada 125 orang perempuan atau 40.06% dari total jumlah peserta pelatihan dan pendampingan. Dari jumlah itu, 91 orang atau 72,80% di antaranya adalah perempuan Orang Asli Papua.

Suasana pelatihan komunikasi untuk kader Posyandu, tenaga kesehatan, dan anggota TP-PKK di Paniai

Latar belakang mereka pun beragam. Bukan hanya dari OPD yang ikut terlibat langsung dalam pelaksanaan program BANGGA Papua sebagai anggota Sekber, tapi juga dari kader Posyandu, bidan, tenaga kesehatan, tokoh perempuan, dan anggota TP/PKK. Pelatihan dan pendampingan ini sebenarnya bukan hanya berguna untuk pelaksanaan pekerjaan di dalam program BANGGA Papua saja, namun bisa juga digunakan di pekerjaan lain di luar program. Bahkan di dalam pekerjaan mereka sehari-hari.

“Terasa sekali gunanya (pelatihan ini) karena teman-teman bisa mengaplikasikannya dalam pekerjaan mereka sehari-hari,” kata Eli Yogi, ketua Sekber BANGGA Papua Kabupaten Paniai.

Peserta pelatihan tidak hanya sekadar ikut saja, tapi hasil dari pelatihan itu seperti peningkatan kemampuan dalam komunikasi pun bisa mereka bawa pulang dan jadikan bekal dalam pekerjaan mereka.

“Saya pikir, BANGGA Papua ini memang meningkatkan sumber daya manusia Orang Asli Papua. Pelatihan yang diadakan oleh mitra sangat membantu kami untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam pekerjaan kami sehari-hari,” kata Eli Yogi dalam kesempatan yang berbeda.

Menilik jumlah peserta berdasarkan etnis yang memang didominasi oleh Orang Asli Papua, maka tentu saja pernyataan Eli Yogi tersebut bisa dibenarkan. Pelatihan dan pendampingan oleh mitra program ini memang diharapkan memberi efek positif untuk para peserta Orang Asli Papua.

Program BANGGA Papua memang memberikan dampak positif, bukan hanya untuk para penerima manfaat yang pemahamannya akan gizi anak meningkat, tapi juga anggota Sekber dan mitra pendukung mereka yang pengetahuan dan keterampilannya meningkat lewat pelatihan yang diadakan oleh mitra pembangunan. Sebuah efek samping yang positif.

Infografis jumlah pelatihan dari 2018 hingga Juli 2020
Infografis waktu dan lokasi pelatihan
Bagikan:
Categories
Artikel

Mereka Yang Terdampak BANGGA Papua

Matahari mulai terik di sebuah titik di Madi, salah satu kota paling ramai di kabupaten Paniai. Kota kecil ini dipagari bukit di satu sisi dan hamparan tanah lapang yang luas di satu sisi. Udara sejuk khas daerah pegunungan di atas 1.600 mdpl bersatu dengan hangatnya matahari pagi. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 08:00 WIT lebih. Kegiatan di komplek perkantoran pemerintah sekitar kantor bupati Paniai mulai hidup. Orang berlalu lalang di jalan, beberapa warga berkumpul di depan beberapa kantor yang menggelar layanan untuk warganya.

Di sebuah kantor tepat di samping kantor BKKBD tidak jauh dari kantor bupati Paniai, beberapa orang juga berkumpul. Sebagian besarnya adalah perempuan. Mereka berpakaian rapi, kemeja batik dengan motif Papua. Bertukar sapa dalam bahasa daerah Mee dan Moni, dua suku terbesar di Paniai.

Perempuan-perempuan itu adalah peserta workshop monitoring komunikasi untuk Sekber BANGGA Papua kabupaten Paniai. Mereka datang dari beberapa latar belakang, tapi didominasi oleh kader Posyandu dan bidan Puskesmas. Ada yang datang dari kampung di sekitar Madi dan Enarotali, tapi ada juga yang datang dari distrik Obano, distrik di seberang danau Paniai yang harus ditempuh dengan speed boat melintasi danau yang dingin. Salah satunya adalah Alfrida Pigai, perempuan berambut pendek yang sehari-harinya bertugas sebagai kader Posyandu di distrik Obano.

Suasana pencairan dana di Paniai

Alfrida adalah satu dari 40an peserta workshop hari itu. Dia memang bukan anggota Sekretariat Bersama BANGGA Papua kabupaten Paniai, tapi oleh Sekber Paniai tenaganya sangat dibutuhkan. Alfrida, dan teman-temannya sesama kader Posyandu menjadi garda terdepan yang membantu Sekber Paniai mengumpulkan data calon penerima manfaat BANGGA Papua dan sekaligus mensosialisasikan program tersebut di tingkat kampung.

Sebelumnya, Alfrida sudah pernah mengikuti pelatihan komunikasi yang digelar BaKTI, mitra dari program BANGGA Papua. Pelatihan itu digelar di Madi bulan Mei 2019. Saat itu untuk pertamakalinya, Alfrida dan rekan-rekan kader Posyandu dan tenaga kesehatan di kampung lainnya secara resmi diajak bergabung dengan BANGGA Papua. Menjadi bagian dari program yang punya tujuan meningkatkan dan menjaga gizi anak-anak asli Papua. Tujuan yang sama dengan apa yang mereka kerjakan sehari-hari sebagai tenaga kesehatan.

Dimulai di Jayapura

Sejak Maret 2018, BaKTI yang diserahi mandat untuk mengadakan pelatihan komunikasi di program BANGGA Papua sudah menggelar 18 pelatihan. Baik yang berbentuk workshop maupun training of trainer. Pelatihan ini digelar di tingkat provinsi sampai di tingkat kabupaten, di tiga kabupaten pilot project BANGGA Papua.

Untuk tingkat provinsi, BaKTI sudah menggelar 5 kali pelatihan komunikasi, dimulai dari Maret 2018. Pelatihan pertama digelar tanggal 27-28 Maret bertempat di kantor Sekber BANGGA Papua provinsi Papua dan Hotel Horison. Inilah untuk pertama kalinya anggota Sekber provinsi diperkenalkan pada teknik komunikasi persuasif. Peserta diharapkan tidak hanya memberikan informasi terkait program kepada calon penerima manfaat atau pemangku kebijakan lainnya, tapi sekaligus memberikan pemahaman mendalam tentang program.

Pelatihan di tingkat provinsi itu kemudian dilanjutkan dengan pelatihan yang sama di tiga kabupaten pilot project. Asmat menjadi kabupaten pertama yang menggelar pelatihan komunikasi. Bertempat di Agats, ibukota Asmat pelatihan digelar tanggal 3 sampai 6 April 2018. Selanjutnya pelatihan digelar di Tiom, ibukota Lanny Jaya tanggal 17-19 April 2018. Rangkaian pelatihan ini kemudian berakhir di Paniai tanggal 23-26 April 2018.

Rangkaian pelatihan komunikasi persuasif ini jadi hal baru buat anggota Sekber provinsi maupun ketiga kabupaten. Sebagian dari mereka sebenarnya sudah biasa melakukan sosialisasi program karena mereka sebelumnya juga aktif di program lain. Namun, mereka baru sadar kalau ternyata yang mereka lakukan selama ini baru sekadar memberikan informasi, belum sampai pada tahap memberikan pemahaman soal program.

Suasana pelatihan komunikasi di Jayapura, Maret 2018

“Selama ini saya kira saya sudah biasa melakukan sosialisasi, tapi ternyata setelah ikut pelatihan ini saya jadi merasa dapat ilmu baru,” kata Daryono, anggota Sekber provinsi yang sekaligus juga koordinator wilayah untuk kabupaten Asmat. Staff pada Dinas Sosial ini juga salah satu yang aktif dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Papua. Tidak heran kalau dia merasa dia sudah terbiasa melakukan sosialisasi.

Komentar seperti yang diucapkan oleh pak Daryono juga muncul di tingkat kabupaten. Ketika pelatihan digelar, banyak peserta yang mengaku mendapatkan ilmu baru tentang bagaimana berkomunikasi dengan menambahkan unsur persuasi. Bukan sekadar memberi informasi. Pelatihan yang digelar di Jayapura dan tiga kabupaten pilot project selama April 2018 hanya awal. Selanjutnya berbagai pelatihan dan pendampingan dalam bentuk workshop maupun diskusi digelar sepanjang 2018 hingga 2019.

Memberdayakan Perempuan Papua.

Sampai September 2019, BaKTI sudah melatih 298 orang dalam 18 pelatihan. Dari jumlah itu, peserta laki-laki sebanyak 175 orang atau 58,72% dari total peserta, dan 123 orang perempuan atau 41,27% total peserta. Perbandingan antara peserta laki-laki dan perempuan memang belum berimbang, namun dari jumlah tersebut bisa dilihat kalau perbedaannya tidak terlalu mencolok.

Awalnya, peserta pelatihan memang lebih banyak laki-laki. Tidak bisa disangkal bila anggota Sekber provinsi maupun kabupaten memang didominasi oleh laki-laki. Namun, seiring berjalannya waktu jumlah perempuan yang terlibat dalam program ini semakin bertambah. Apalagi ketika Sekber kabupaten mulai menggandeng mitra lain seperti kader Posyandu, bidan desa maupun petugas kesehatan lainnya. Mereka yang digandeng ini kebanyakan adalah perempuan dan bersentuhan langsung dengan akar rumput atau calon penerima manfaat.

Tren meningkatnya jumlah peserta perempuan ini mulai meningkat di akhir tahun 2018. Utamanya di kabupaten Paniai dan Lanny Jaya. Asmat sendiri dari awal memang punya komposisi peserta perempuan dan laki-laki yang nyaris seimbang, tapi tidak dengan Paniai dan Lanny Jaya. Awalnya, peserta pelatihan komunikasi dari kedua kabupaten itu didominasi laki-laki, namun belakangan jumlah perempuan terus bertambah seiring dengan makin banyaknya mitra yang digandeng oleh Sekber Paniai dan Lanny Jaya.

Paniai akhirnya menjadi kabupaten yang paling banyak menyumbangkan peserta perempuan. Sampai September 2019, sudah ada 42 perempuan dari Paniai yang ikut serta dalam pelatihan komunikasi. Disusul oleh kabupaten Asmat dengan 33 orang perempuan yang sudah pernah ikut pelatihan komunikasi. Lanny Jaya menyumbangkan angka 20 orang perempuan.

Hal lain yang menarik dari data yang dihimpun terkait pelatihan komunikasi yang digelar BaKTI adalah, 74% dari peserta perempuan yang ikut pelatihan berasal dari etnis Papua. Jumlah tersebut tentu saja sangat dominan bila dibandingkan 26% peserta perempuan dari etnis non Papua. Statistik ini sangat menggembirakan, karena ini berarti ada banyak perempuan Papua yang mendapatkan penguatan kapasitas dan penambahan pengetahuan dari berbagai pelatihan yang digelar BaKTI.

Pelayanan kesehatan di Asmat saat pencairan dana

“Kami senang sekali ikut pelatihan seperti ini. Kami yang tinggal di pedalaman seperti ini senang sekali karena ibu-bapak mau datang ke tempat kami dan melatih kami,” kata Peli Manimbo, seorang kader Posyandu dari Lanny Jaya yang juga peserta pelatihan komunikasi di Lanny Jaya, Juli 2019.

Ucapan itu sebagai tanda syukur bahwa meskipun mereka tinggal di daerah yang susah dijangkau, namun mereka tetap mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan. Ilmu yang mereka dapat bukan hanya digunakan untuk program BANGGA Papua saja, tapi juga bisa mereka gunakan untuk mendukung pekerjaan mereka sehari-hari.

Hal tersebut dibenarkan oleh Eli Yogi, ketua Sekber Paniai. “Apa yang teman-teman dapat dari semua pelatihan yang sudah dilakukan, bisa dipakai di mana saja. Bukan cuma di program BANGGA Papua,” katanya. Eli Yogi termasuk salah satu orang yang sangat bersemangat mendukung semua pelatihan yang digelar mitra program BANGGA Papua. Dia sadar betul, semua peningkatan kapasitas itu memberi banyak pengetahuan baru untuk orang-orang Sekber dan meningkatkan kualitas mereka.

“Saya melihat betul, bagaimana teman-teman yang Orang Asli Papua ini meningkat pengetahuan dan kualitasnya setelah mengikuti pelatihan,” tambahnya lagi.

Jumlah 18 pelatihan yang sudah digelar BaKTI atas dukungan KOMPAK memang masih akan terus bertambah. Sejauh ini beberapa pihak sudah memberikan tanggapan positif atas hasil pelatihan tersebut. Ada peningkatan kapasitas yang terlihat nyata, dan ada juga pola pikir yang berubah. Mengutip perkataan Eli Yogi, bisa disimpulkan kalau BANGGA Papua bukan hanya memberi pengaruh pada ibu dan anak-anak di bawah empat tahun yang jadi sasaran program, tapi juga pada pelaksana program. Setidaknya mereka bisa merasakan ada kualitas yang terus meningkat, dan ada kapasitas dan pengetahuan yang terus bertambah.

Bagikan:
Categories
Artikel

Ada Lanny Jaya Sejahtera, Ada BANGGA Papua

Di Kabupaten Lanny Jaya ada program Lanny Jaya Sejahtera yang menyasar perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) Lanny Jaya. Pemprov Papua menginisiasi program BANGGA Papua yang diuji coba sejak awal 2018 di Lanny Jaya, Asmat dan Paniai. Program ini pun menyasar peningkatan kualitas SDM orang asli Papua, melalui peningkatan gizi dan kesehatan anak. “Sinergi kedua program ini, memberi manfaat yang luar biasa untuk masyarakat Lanny Jaya,” jelas Wakil Bupati Lanny Jaya, Yemis Kogoya.

BANGGA Papua adalah bentuk penggunaan Dana Otsus yang manfaatnya langsung dirasakan oleh orang asli Papua.

Bagikan: